Cari Blog Ini

Minggu, 14 Februari 2010

Pendekatan Objektif Dan subjektif

Pendekatan Objektif Dan subjektif
1.Objektif
Pendekatan objektif atau pendekatan ilmiah diterapkan dalam penelitian yang sistematik, terkontrol, empiris, dan kritis atas hiportesis mengenai hubungan yang diasumsikan di antara fenomena alam. Pendekatan ini memandang bahwa kebenaran dapat ditemukan bila kita dapat menyingkirkan campur tangan manusia ketika melakukan penelitian, dengan kata lain mengambil jarak dari objek yang kita teliti.
Dalam disiplin ilmu komunikasi , para peneliti menemukan bahwa asumsi terdahulu mengenai kekuatan media dalam mempengaruhi khalayak (teori jarum hipodermik) ternyata tidak benar, dan setelah berbagai riset, menyimpulkan bahwa gagasan dan perilaku manusia diubah oleh berbagai sumber komunikasi dan bahwa orang dapat bereaksi terhadap pesan yang sama dengan cara yang berbeda.
Kaum objektivis berpendapat,hingga derajat tertentu perilaku manusia dapat diramalkan, meskipun ramalan tersebut tidak setepat ramalan perilaku alam. Dengan kata lain, hokum-hukum yang berlaku pada perilaku manusia bersifat mungkin(probabilistic). Misalnya, kalau kita ramah pada orang lain mungkin orang lain akan ramah pada kita;kalau kita membolos kerja mungkin kita mendapatkan sanksi dari perusahaan.

2.Subjektif
Berbeda dengan ilmu alam, yang bertujuan memperoleh teori-teori kausal yang memungkinkan kita melakukan prediksi dan pengendalian ilmu sosial, setidaknya menurut kaum subjektivitas, harus berusaha menjelaskan perilaku manusia agar dapat dipahami. Persoalannya adalah sebagaimana yang dikemukakan kernnet Burke, perbedaan antara sesuatu benda dengan manusia adalah bahwa benda sekadar bergerak, sedangkan manusia bertindak, karena itu bahasa mekanisme tidak memadai bagi setudi diri manusia.kaum subjektivis menjelaskan makna perilaku dengan menafsirkan apa yang orang lakukan.
Studi yang menggunakan pendekatan subjektif sering disebut humanistik, dan karena itu sering juga disebut humaniora.pendekatan subjektif mengasumsi bahwa pengetahuan tidak mempunyai sifat yang objektif dan sifat yang tetap, melainkan bersifat interpretif. menurut kaum subjektifis manusia tidak dapat sepenuhnya memisahkan diri dari apa yang diketahuinya.maka, meskipun mereka juga mencari kebenaran, meraka lebih meragukan bahwa terdapat realitas objektif.
Dalam pandangan pace dan faules, seorang subjektivis memandang realitas sebagai suatu proses kreatif yang memungkinkan invidu menciptakan apa yang ada diluar sana atau keteraturan realitas alih-alih “menemukan keteraturan”tersebut. Dunia, dan semua aspek didalamnya, pada dasarnya tidak terstruktur.kalau pun struktur itu dianggap ada, manusialah yang menciptakan struktur dan bukan struktur yang menentukan perilaku manusia.